TANGERANG, SERUJI.CO.ID – Aparat Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, telah mengajukan pengerukan anak Sungai Cisadane, yang mengalami pendangkalan hingga menyebabkan banjir di Desa Kampung Melayu Barat, Teluknaga.
“Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tahun 2017 dan 2018 sudah kami sampaikan tapi kini belum ada realisasinya,” kata Camat Teluknaga Supriyadi di Tangerang, Sabtu (26/5).
Supriyadi mengatakan karena sungai dangkal menyebabkan ratusan rumah warga di Desa Kampung Melayu Barat terendam banjir hingga 40 cm.
Dia mengatakan dengan alasan banjir itu akhirnya mengusulkan kepada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) setempat untuk mengeruk sungai.
Dia menambahkan penyebab banjir karena kondisi sungai penuh tumpukan lumpur dan sampah yang dibawa air sungai dari hulu.
Hal tersebut sudah terjadi sejak tiga bulan belakangan ini, bila hujan turun maka perumahan penduduk terendam.
Upaya yang dilakukan adalah dengan cara pengerukan mengunakan alat berat, meski telah dilaksanakan secara bergotong-royong, tapi hasilnya tidak maksimal.
“Tumpukan sampah yang terbawa air hilang sesaat, tapi lumpur yang sudah mengeras sulit untuk diangkut makanya perlu mengunakan alat berat,” katanya.
Pihaknya berusaha agar Pemkab Tangerang dapat merealisasikan pengerukan sungai tersebut tapi karena bukan kewenangan maka sampai saat ini belum juga ada tindaklanjutnya.
Menurut dia, sungai tersebut memang pernah dikeruk dengan alat berat tahun 2009, tapi secara perlahan, akhirnya sampah dan lumpur menjadi menumpuk kembali.
Ketika banjir, selain rumah juga merendam lahan pertanian penduduk, bila dalam hitungan hari tidak juga susut, dapat dipastikan tanaman itu mati.
Namun pihaknya juga khawatir, setiap musim hujan areal pemukiman penduduk sebagai sumber berkembang biak nyamuk seperti demam berdarah dengue (DBD).
Saat ini, katanya, hampir tiga kali dalam sepekan wilayah tersebut hujan, maka setiap banjir tiba warga bergotong-royong membersihkan lingkungan agar tidak terkena DBD. (Ant/Su02)