Titik pantau AirVisual di Jakarta berada di 9 titik yang tersebar hampir merata. Dari 9 titik tersebut ada 4 titik yang terpantau lebih baik dari titik yang lain (berwarna orange) yang statusnya tidak sehat bagi orang yang sensitif dengan kualitas udara (Unhealthy for Sensitive Groups).
Nilai PM2.5 di Surabaya (71,3) melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien sebesar 65 µgram/m3. Sementara di Jakarta (57,6) masih lebih baik, berada di bawah NAB.
Berdasarkan nilai AQI dan PM 2,5 di Kota Surabaya dan Jakarta tersebut, maka status kualitas udara di kedua kota ditetapkan AirVisual berada dalam kondisi tidak sehat (unhealthy).
Dengan kondisi kualitas udara yang buruk tersebut, AirVisual menyarankan agar warga Jakarta dan Surabaya tidak melakukan aktivitas di luar rumah, menutup jendela dan pintu rumah, menyalakan pembersih udara (Air Purifer).
AirVisual juga menyarankan pada warga di kedua Kota Metropolitan tersebut, untuk menggunakan masker jika terpaksa beraktivitas di luar rumah.
Sebebagai informasi, AQI adalah nilai untuk menentukan kualitas udara di suatu daerah yang memiliki rentang nilai dari 0 sampai 500. Semakin tinggi nilai AQI maka artinya semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Skor AQI 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Ada kalanya jakarta lbh buruk, tinggal liat jam2 aktivitasnya.. Kalau sby pas jam2 sepi2nya y bisa lbh… https://t.co/1UcYd7O6aN