BEKASI, SERUJI.CO.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencatat kenaikan volume sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Burangkeng Kecamatan Setu mencapai 30 persen.
“Setelah Lebaran kenaikan volume sampah hingga 30 persen, ini berdasarkan laporan yang saya terima dari pengelola TPST Burangkeng,” kata Kepala Bidang Kebersihan DLH Kabupaten Bekasi, Dodi Apriyanto di Cikarang, Senin (25/6).
Dodi menyatakan, kenaikan volume tersebut disebabkan banyaknya sampah rumah tangga sisa-sisa Lebaran yang diangkut ke TPST Burangkeng.
Selain sampah rumah tangga, tumpukan sampah di Burangkeng setelah Lebaran berasal dari sejumlah pasar yang ada di wilayah setempat.
“Makanya langsung membludak semua di Burangkeng. Kondisi ini tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sampah rumah tangga dan pasar selalu mendominasi habis Lebaran,” katanya.
Ia mengaku, terus melakukan pemantauan lapangan guna memastikan kelancaran pengangkutan sampah di sejumlah titik di Kabupaten Bekasi.
“Dengan turunnya tim pelayanan pengangkutan pembuangan sampah ini tentunya kita berharap tidak ada lagi persoalan sampah yang dikeluhkan masyarakat, khususnya di Kabupaten Bekasi,” katanya.
Persoalan dimaksud, seperti munculnya tempat pembuangan sampah ilegal di sejumlah titik, diantaranya bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL), tepian Kalimalang, bahkan hingga di tepi jalan raya.
“Iya, kita harus akui itu. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan,” katanya.
Dodi melanjutkan, salah satu pemicunya adalah kondisi satu-satunya TPST di Kabupaten Bekasi yakni TPST Burangkeng yang sudah kelebihan kapasitas atau ‘overload’.
“Idealnya kita punya lebih dari satu tempat pembuangan sampah. Selain itu kita juga tengah mengkaji wacana perluasan TPST Burangkeng agar mampu menampung sampah, khususnya di Kabupaten Bekasi,” katanya. (Ant/Su02)