JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Berbagai spekulasi muncul terkait pertemuan diam-diam beberapa tokoh dari Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) dan GNPF Ulama dengan Presiden Jokowi di Masjid Istana Bogor, pada Ahad (22/4) lalu.
Pertemuan yang dirahasiakan tersebut, bocor ke publik lewat sebuah foto yang dikirim ke media dan viral di sosial media, Selasa (24/4), yang memperlihatkan Presiden Jokowi bertemu para tokoh yang disebut Tim 11 PA 212.
Di foto tersebut, tampak Jokowi yang mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih, celana hitam dan berpeci hitam, diapit dan berbincang dengan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) KH Ahmad Shobri Lubis, Sekjen GNPF Ulama KH Muhammad Al-Khaththath, Ketua Umum PA212 Slamet Maarif, Ketua Umum Permusi Usamah Hisyam, dan Ketua GNPF Ulama Yusuf Marta.
Dalam konferensi pers yang diadakan di sebuah restoran di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4), Tim 11 memberikan penjelasan terkait pertemuan dengan Jokowi tersebut.
Dalam konferensi pers yang dipimpin Ketua Tim 11 Misbahul Anam, PA 212 menyesalkan bocornya pertemuan yang sifatnya tertutup dan tidak dipublikasikan tersebut.
“Menyesalkan bocornya foto dan berita tersebut yang ditengarai adanya pihak ketiga yang ingin mengadu domba antara Presiden dan ulama serta umat Islam,” kata Musbahul ke awak media.
Baca juga: Diam-Diam Persaudaraan Alumni 212 Telah Bertemu Jokowi di Bogor, Ini Tujuannya
Dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh KH Muhammad al-Khaththath, Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, Abdul Rasyid AS, Muhammad Husni Thamrin, dan Muhammad Nur Sukma, serta Usamah Hisyam tersebut, Tim 11 P212 mengeluarkan 7 poin penjelasan.
Beriku 7 poin penjelasan tersebut;
1. Pertemuan tersebut adalah pertemuan yang bersifat tertutup dan tidak dipublikasikan, dan tidak ada wartawan Istana yang menyaksikan.
2. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyampaikan informasi akurat terkait dengan kasus-kasus kriminalisasi para ulama dan aktivis 212.
3. Pertemuan tersebut diharapkan agar Presiden mengambil kebijakan menghentikan kriminalisasi ulama dan aktivis 212 dan mengembalikan hak-hak para ulama dan aktivis 212 korban kriminalisasi sebagai warga negara.
4. Para ulama dari Tim 11 yang hadir telah menyampaikan berbagai harapan dan penjelasan terkait masalah kriminalisasi ulama dan aktivis 212, secara lugas dan apa adanya, walaupun tetap dengan acara yang santun sebagai tugas amar makruf nahi mungkar kepada Presiden, bahkan termasuk dalam kategori yang disebut dalam hadis Nabi Muhammad SAW di Musnad Ahmad juz 17 ayat 228.
5. Menyesalkan bocornya foto dan berita tersebut yang ditengarai adanya pihak ketiga yang ingin mengadu domba antara Presiden dan ulama serta umat Islam.
6. Meminta Istana mengusut tuntas bocornya foto dan berita tersebut sebagai kelalaian aparat Istana yang tidak menjaga rahasia Negara.
7. Para ulama dan aktivis 212 yang bertemu dengan Presiden tetap istiqomah dalam perjuangan membela kebenaran dan keadilan, serta melaksanakan amar makruf nahi mungkar, dan tetap mendesak Presiden untuk segera menghentikan kebijakan kriminalisasi terhadap ulama dan aktivis 212.
Baca juga: Terkait Pertemuan dengan Persaudaraan Alumni 212, Ini Penjelasan Presiden Jokowi
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam sebuah kegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/4) pagi, juga telah mengkonfirmasi adanya pertemuan tersebut, yang disebut sebagai ajang silaturahim.
“Saya kan hampir setiap hari, tiap minggu ke pondok pesantren bertemu ulama, mengundang ulama ke Istana. Untuk apa? Semangatnya adalah menjalin tali silaturahmi dengan para ulama, habib, kyai, ustaz dari seluruh provinsi yang ada di tanah air, menjalin persaudaraan ukhuwah kita dalam rangka menjaga persaudaraan, persatuan di antara kita,” kata Presiden.
Dijelaskan oleh Presiden bahwa dalam pertemuan tersebut, ia dan tokoh dari PA 212 dan GNPF Ulama shalat berjamaah dan sempat makan siang bersama.
“Diawali shalat dzuhur berjamaah, makan siang bersama, kemudian selesai,” ungkapnya.
(ARif R/Hrn)
PA 212 Tegaskan Tak Dukung Jokowi Usai Pertemuan di Bogor cnn.id/293610
Oo kamu ketahuan!
Sebaiknya ulama juga harus punya kecurigaan, jangan dengan alasan chusniluldzon, akhirnya terjebak dengan adu domba sesama, tdk semua undangan hrs diterima. Jadikanlah pembelajaran
Biasa suka ada Kelompok Ubaidillah bin Ubay anu ngarebutkeun harta rampasan perang
Mereka di undang sama jokowi tanpa boleh bawa hp. Bisa aja cebong undangan di buat jebakan buat status opini
Aduuuuh ., kok ada rahasia2an ?
Jgn2 menipu umat ..
# 2019 Ganti Presiden…
Makanya hati2. ya toh.
Ya kl begini kagak usah #2019 ga ganti presiden.
Hati hati ptovokasi tetap ganti presiden