CIKARANG, SERUJI.CO.ID – Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Edi Rochyadi mengaku pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kemampuan kerja warga setempat.
“Pemerintah Kabupaten Bekasi sebelumnya juga sudah berupaya keras menjalin kerja sama dengan pengusaha dan perguruan tinggi swasta,” katanya di Cikarang, Jumat (11/5).
Edi mengatakan hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan solusi ketimpangan dalam dunia kerja antara warga lokal dengan warga pendatang.
Saat ini pihaknya tengah intensif melakukan pelatihan kerja bagi warga lokal di wilayahnya melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan Bursa Kerja Khusus (BKK).
“Karena yang kita hadapi mengenai skill (kemampuan). Kita tahu skill warga lokal belum ‘link and match’ antara angkatan kerja dan kebutuhan kerja,” katanya.
Peningkatan kemampuan warga lokal melalui sejumlah pelatihan tersebut ditujukan bagi lulusan baru sebagai sasaran prioritas maupun yang sudah lebih dahulu lulus sekolah.
“Guna mengantisipasi ketidaktahuan penguasaan bidang kerja yang akan dijalani warga lokal ketika melamar pekerjaan,” katanya.
Edi menyatakan pelatihan kemampuan kepada warga lokal menjadi sesuatu yang mendesak sebab saat ini bicara soal dunia kerja selalu dikaitkan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Jika tidak diberi bekal kemampuan dalam keahlian tertentu maka warga lokal akan sulit bersaing dengan pendatang,” katanya.
Sepanjang tahun 2018 ini pihaknya telah menyelenggarakan pendidikan pelatihan sejumlah bidang keahlian kerja kepada 600 warga lokal.
“Agar nantinya para calon pekerja yang sudah diberi pelatihan mampu dan siap memasuki pasar kerja yang ada,” katanya.
Soal ketimpangan dunia kerja yang menjadi keluhan warga lokal, dirinya tidak memandang persoalan itu berkaitan dengan warga lokal ataupun pendatang melainkan melihatnya atau bicara masyarakat Indonesia yang memiliki kesempatan yang sama.
“Walaupun konteksnya di sini Pemerintah Kabupaten Bekasi lebih memprioritaskan warga asli Kabupaten Bekasi untuk diterima bekerja di perusahaan. Karena lulusan sekolah kita sendiri lagi-lagi belum link and match dengan perusahaan,” katanya. (Ant/SU02)